Rabu, 23 November 2011

Wah, Serasa Kepanggang :D

============================================================
Peluhku berderai deras, membasahi pelipis kanan-kiriku. Siang itu begitu terik. Jarak antara matahari dan ujung rambutku serasa bisa dihutung dengan mistar. Aku dan ratusan temanku lainnya duduk manahan panas matahari yang menusuk sampai ke ubun- ubun. Sungguh, siang itu panas sekali. Peluhku begitu deras bercucuran. Saat jatuh ke celanaku, peluh itu kering dan tak tampak lagi, saking panasnya celanaku. Aku menelungkupkan kedua telapak tangannku di atas kepala, berusaha agar terik matahari yang bersinar tak terlalu menusuk. Tapi, apa daya, rasanya matahari makin menusuk pori- pori kulitku. Aku tak bergeming, tak berani menatap matahari. Teman- temanku menatap satu sama lain, sesekali bergumam kepanasan. Hah. Memang begitu panas. Aku merenung sejenak sebelum sholat. Ya Allah, hanya sebatas ini panas sinar matahari. Panas neraka bagaimana? Jangan masukkan aku ke dalam neraka panasmu, ya Allah.
Aku terus menelungkupkan tanganku, memegang ribuan rambut di kepalaku yang terasa hampir matang terpanggang. Lama- lama, Kami bisa jadi daging panggang!

==============================================================

Hei, hei. Aku malah menulis prolog singkat menggunakan bahasa novelku! Heeeh!

Hi, All! namaskara, readers!!


Tadi, kami semua, anak cowok SMP, sholat di lapangan. Sholat Dzuhur.
Gilee!
Panasss..!
Ini semua gara- gara kami main- main pas mau sholat beberapa hari yang lalu. Yaah.. kena hukum.
Tapi aku yakin, maksud guru yang menghukum kami baik. Kami harus sadar akan kepentingan ibadah :)

Tidak ada komentar: