Tampilkan postingan dengan label All About City. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label All About City. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 September 2011

7 Kota Paling Ramah Lingkungan

Kalo ini.. sebaiknya elo harus menghilangkan kebiasaan elo di Indonesia deh. Suka buang sampah sembarangan, contohnya.

1. Reykjavik (Iceland)
Islandia adalah negara terhijau di dunia. Kota Reykjavik telah menyatakan keinginannya untuk menjadi kota terbersih di Eropa dan telah mengambil langkah yang sangat mengesankan untuk mencapai hal itu. Saat ini, kota Reykjavik dijalankan sepenuhnya pada sistem yang sangat ramah lingkungan, termasuk menggunakan pembangkit listrik tenaga panas bumi dan pembangkit listrik tenaga air untuk mencukupi pasokan listriknya, sedangkan sistem transportasi di kota ini seluruhnya menggunakan bahan bakar hidrogen.

2. Malmo (Sweden)
Sungguh menakjubkan melihat bagaimana kota ini sangat ramah lingkungan. Selain karena kota Malmo merupakan kota terbesar di Swedia. Kota ini benar-benar menawarkan konsep yang sangat ramah lingkungan di setiap sudut kota.

3. Copenhagen (Denmark)
Copenhagen adalah kota dimana warga-warganya sangat menyadari isu lingkungan dan mereka lebih memilih menggunakan motor daripada mobil. Itulah salah satu alasan jelas mengapa Copenhagen menjadi salah satu kota terhijau di dunia.

4. Vancouver (Canada)
Tidak seperti kota-kota lain di Amerika Utara, Vancouver telah melakukan banyak hal dalam rangka untuk menuju kota yang ramah lingkungan. 90% dari energi tersebut berasal dari sumber yang dapat diperbaharui, seperti angin, gelombang air laut pasang surut, matahari dan energi gelombang, selain itu kota ini juga telah mengembangkan rencana untuk 100 tahun ke depan untuk tetap menjaga keasrian dan keramah lingkungannya, walaupun kota ini sebenarnya sudah memiliki lebih dari 200 taman.

5. Bahia de Caraquez (Ecuador)
Bahia de Caraquez adalah surga bagi para wisatawan. Kota ini mengalami kerusakan parah karena bencana alam di era 90-an dan setelah itu pemerintah daerah dan LSM memutuskan untuk membuat kota yang ramah lingkungan. Mereka mengembangkan sejumlah program untuk menjaga keanekaragaman hayati dan mengendalikan erosi, mereka juga memulai program pengomposan sampah organik dari pasar dan rumah tangga. Selain itu kota ini juga mendukung penuh pertanian secara organik.

6. Sydney (Australia)
Sydney adalah kota yang memprakarsai "EARTH HOUR" beberapa waktu lalu, Sidney pula lah yang menjadi kota pertama yang melakukan program tersebut. Kota Sidney juga telah mengembangkan program pengolahan limbah makanan secara efisien, sehingga jelas mengapa Sydney menjadi salah satu kota terhijau di dunia.

7. Bogota (Colombia)
Kota yang secara luas dikenal karena tingkat kejahatan yang tinggi, menjadi hijau sejak pemerintahan dipegang oleh walikota Enrique Penalosa. Dia berhasil merekonstruksi semua trotoar untuk pejalan kaki, selain itu dia juga menciptakan sistem bus transit yang efisien dan merevitalisasi lebih dari 1200 ruang hijau kota. Walikota juga menaikkan pajak Bahan Bakar Minyak untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan juga memulai Car Free Day.

7 Daerah yang Tak Pantas Ditinggali

Sebaiknya kalian jangan tinggal di sini deh..


1. Dharavi, Mumbai-India
Terbentang lebih dari 175 hektar antara Mahim dan Sion, Dharavi muncul sebagai perkampungan kumuh terbesar di Asia dan dihuni oleh lebih dari 600.000 penduduk. Dharavi punya saingan di Orangi Town di Karachi, Pakistan yang sangat luas dan penuh sampah. Dharavi menggambarkan dengan jelas sebagai sebuah saku murah di tengah-tengah kota Mumbai yang mahal, dimana Anda bisa tinggal di sini dengan murah, cukup 4 US dollar per-bulan. Anehnya, Dharavi ternyata juga menjadi tempat bagi berbagai industri skala kecil seperti tembikar, garmen bordir, kerajinan kulit, dan peralatan plastik. Bahkan yang tidak bisa dipercaya, total net income dari penduduk Dharavi hampir mencapai 650 juta dollar. Tapi Dharavi sama sekali bukan surga - persedian air bersih dan failitas MCK-nya sangat buruk terutama saat air pasang dan lingkungan yang tidak sehat ini mengancam kesehatan penduduknya.

2. Rocinha - Rio de Janeiro, Brazil
Berlokasi di antara distrik São Conrado dan Gávea di Rio de Janeiro, Rocinha dalam bahasa Portugis berarti lahan pertanian kecil merupakan perkampungan kumuh terbesar atau "favela" di Amerika Selatan. Posisinya di atas pinggir bukit dalam jarak satu kilometer dari pantai, Rocinha dulunya adalah perkampungan kecil yang berkembang cepat menjadi lingkungan kumuh yang padat. Tapi Anda akan menjumpainya agak sedikit lebih baik dari yang lainnya karena bangunan-bangunan di sini terbuat dari bata dan dilengkapi dengan persedian air, sanitasi, dan fasilitas umum lainnya. Yang membuat Rocinha berpotensi sebagai lokasi berbahaya untuk tinggal adalah karena maraknya perdagangan obat-obatan terlarang di sini. Hal ini sering memicu terjadinya pertarungan antar genk belum lagi pengejaran-pengejaran oleh polisi yang membuat singgah dan tinggal di tempat ini sangat beresiko. Populasi di sini mencapai 100.000 kepala yang merupakan kelompok ekonomi bawah dengan tingkat kematian yang tinggi. Terlebih lagi, Rocinha dibangun di atas lereng bukit yang curam yang rawan longsor dan juga banjir

3. Kibera in Nairobi, Kenya
Kibera, berarti 'hutan' dalam bahasa Nubian, merupakan tempat tinggal bagi satu juta orang, dan merupakan perkampungan kumuh terbesar di seluruh Afrika. Kebanyakan yang tinggal di sini adalah penyewa yang tidak punya hak tinggal di gubuk-gubuk yang terbuat dari tanah liat dan dimiliki oleh tuan-tuan tanah yang mengambil alih Kibera. Masing-masing gubuk itu bahkan dihuni hingga 8 orang.Hanya 20% dari Kibera yang memiliki listrik dan persediaan air bersih yang tidak teratur. Sumber air yang digunakan di sini juga mengandung kuman kolera dan tipus gara-gara kondisi saluran air yang buruk. Belum lagi ancaman AIDS serta absennya pemerintah dalam menangani fasilitas medis. Keadaan bertambah buruk dengan kebiasaan masyarakat di sini menenggak minuman keras yang disebut 'changaa'. Dengan angka pengangguran yang tinggi dan kebiasaan mabuk membuat kriminalitas di sini tinggi. Obat-obatan terlarang yang murah pun mudah didapatkan, bahkan ada pula kebiasaan menghirup uap lem (glue) untuk mabuk. Kehamilan yang tidak diharapkan pun sering terjadi dan membuat angka aborsi yang tinggi pula.

4. Linfen, China
Berlokasi tepat di jantung kota Shanxi, provinsi di China yang merupakan pusat pertambangan batu bara dan merupakan salah satu kota yang tingkat polusinya paling tinggi di dunia. Udara di kota ini dipenuhi dengan debu dan asap yang sudah menghalangi pandangan. Sekitar 3 juta orang yang tinggal di sini tiap hari mengkonsumsi air yang mengandung arsenik, belum lagi dari udara yang mereka hirup yang terpolusi akibat akibat kendaraan bermotor dan gas-gas beracun lainnya. Anda akan langsung mencium aroma yang tidak sedap saat memasuki kota ini akibat banyaknya saluran air yang luber dimana-mana. Sungai yang mengalir di sisi kotapun dicemari oleh minyak. Tidak heran penduduk di sini yang banyak memanfaatkannya beresiko tinggi terserang kanker. Pepohonan di kota inipun seperti menggambarkan suramnya kota ini. Sepertinya kota ini adalah pilihan kota terakhir di bumi jika Anda hendak mengirim orang atau bahkan pasukan perang ke sini.

5. Kabwe, Zambia
Akumulasi timah dan cadmium di bekas koloni Inggris ini sudah tinggi sejak ditemukannya tahun 1902 saat Zambia dikenal sabagai negeri yang kaya timah. Meskipun pertambangan di sini sudah ditutup dan tidak ada lagi operator yang beroperasi, penduduk Kabwe menghadapi ancaman racun timah selama beberapa dekade. Test darah pada anak-anak menunjukkan konsentrasi yang 5 hingga 10 kali lipat dari ambang batas normal. Baru-baru ini saja Bank Dunia menggelontorkan dananya untuk mengatasi ini.

6. Chernobyl, Ukraine
Bicara ancaman polusi dan racun tidak ada yang lebih mengerikan dari kecelakaan reaktor nuklir di Chernobyl yang menyebabkan 5,5 juta orang menghadapi ancaman kanker tiroid. Kecelakaan pada tanggal 26 April 1986 itu mengakibatkan radiasi yang volume dan efeknya 100 kali lebih besar dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Horor terus berlanjut saat ribuan anak Rusia, Ukrania, dan Belarusia yang tinggal di dekatnya tidak bisa menghindar dari radiasi.

7. Dzerzhinsk, Russia
Berlokasi di sisi sungai Oka di Nizhny Novgorod Oblast, Russia, Dzerzhinsk dinamakan demikian dari pemimpin Rusia Feliks Edmundovich Dzerzhinsky. Dari awalnya Dzerzhinsk adalah kota industri kimia dan kemudian dijadikan basis produksi senjata-senjata kimia Rusia. Di sinilah kemudian kota ini menjadi salah satu kota paling tercemar di dunia dengan tingkat kematian yang tinggi. Di Dzerzhinsk, rata-rata usia hidup laki-laki adalah 42 tahun dan wanita 47 tahun. Angka kematian yang tinggi dibarengi dengan produksi bahan kimia yang tidak pernah berhenti seperti racun dioxins, hydrogen cyanide, mostar timah dan sulfur. Kandungan phenol dan dioxin di perairan Dzerzhinsk melebihi ambang batas normal hingga 17 juta kali lipat.

sumber: 7PengetahuanUnik