Author: @rifqikhrlanam
Cast: Kevin, Doka, Rio, Mei, Rosa, Kak Flo.
Genre: Friendship, A little bit
random Romance, socmed.
Sorry for typo, kata- katanya yang jelek atau lawakan yang garing. *siapin kantung kresek*
TWITTWAR!
Minggu.
Gerimis ringan. Jutaan panah air
menghujam atap- atap rumah, dedauan, dan jalanan kota.
Seseorang (gue juga agak ragu sih
menyebut makhluk ini seseorang atau seekor) masih menggeliat di dalam selimut
tebal, di atas kasur empuk. Ia sudah terjaga pagi hari ini, lantaran jam
wekernya sudah membangunkannya di hari yang harusnya ia bisa bersantai ini. Ini
karena kecerobohan anak itu: ia lupa menonaktifkan jam wekernya.
Udara dingin yang menembus rusuk
benar- benar membuat ia ingin tidur lagi. Ia merasa tidurnya belum cukup, gara-
gara ia menonton bola tadi malam. Anak itu masih saja meringkuk di dalam
selimut.
“KEV! KEVIN!” Kak Flo menggedor-
gedor pintu kamar anak itu. Kevin kini mencoba memulai harinya. Ia duduk
sebentar di atas kasur. Melirik weker—sudah jam setengah delapan pagi.
“Vin, gue udah buat scrambled egg
sama sosis bakar buat lo. Turun ke ruang makan ya. Oh ya, kalo lo mau coklat
panas atau capucinno hangat, lo bikin sendiri ya. Gue ada project teater sama
temen- temen SMA gue. Lo jangan main ke luar rumah ya.” jelas orang itu, masih
di balik pintu.
“Em, iyaaah.” gumam Kevin malas.
“Mama dan Papa mana?”
“Dinas di Bogor, lupa ya? Haduh Vin,
cuci muka kek. Buka pintu bisa kali,” Kak Flo sedikit mendengus. Pemalas betul adik gue ini! batinnya.
“Pengin banget kak?” Kevin menyeringai
usil, lalu berjalan mendekati pintu. Ia memegang gagang pintu, lalu krieeet,
pintu terbuka.
“Nah, gitu kek. Astagfirullah, itu
muka atau seprai yang belum di laundry sih,” Kak Flo memasang muka prihatin,
lantas menunjuk muka Kevin. Memang, tidur tadi malam sukses membuat muka remaja
tanggung itu kusut. Rambutnya apa lagi. Eh, sebenarnya, gak tidur juga muka
Kevin juga sudah kusut, sih.
“Apa-
apaan sih Rif?” Kevin mendelik, memandang gue dengan tatapan sebal.
“Jujur
itu lebih baik kan?” gue terkikik geli melihat muka Kevin yang kusut begitu.
“Masabodo.
Coba kek lo bilang gue ini mirip Edward Cullen atau Zayn Malik atau Adam Levine
atau siapa aja deh yang kece- kece gitu.” Kevin memasang tampang memelas ke
arah gue.
“Gue
gak mau munafik di cerita gue sendiri. Lo juga jangan munafik sama muka lo
dong.” gue meringis geli.
“Maksud
lo -____-”
***
Scrambled egg dan sosis bakar buatan Kak Flo
memang nomor satu di perut Kevin. Tidak bisa dipungkiri, Kak Flo memang
berbakat memasak. Kak Flo kan ikut ekskul tata boga. Terkadang, Kak Flo juga
ikut ekskul teater. Kak Flo itu serba bisa. Gak seperti adiknya sih…
“Rif,
kok gue jadi korban lagi?” Kevin mendengus kesal.
“Pergi
lo! Ini bukan saatnya kita ngomong. Baru aja tadi kita debat Vin! Pergi ke kehidupan
asli lo!” gue mendorong Kevin. Pengen rasanya gue nendang tuh anak.
“Iya
deh iya. Gue masih mau makan Scrambled egg dan sosis bakar buatan kak Flo. Enak
loh.” Kevin memperlihatkan sepiring sarapannya.
“Ah,
lo, tau aja gue belum sarapan.” gue mendecak. Kevin lalu lari sambil tertawa
renyah, sukses membuat perut gue makin keroncongan. Ada sisi pinternya juga tuh
anak -___-
***
Prinsip hidup Kevin adalah, jika
disaat weekend seperti ini, ia tidak akan menyentuh buku pelajaran. Apapun.
Pokoknya, apapun yang berbau pelajaran (meski prinsip ini selalu gagal di akhir
malam—jika ada PR dan ulangan, Kevin pasti kelabakan). Karena, jika kita tidak
diperbolehkan tidur saat jam sekolah berlangsung, berarti, saat jam rumah
berlangsung, kita tidak boleh belajar. Itu impas.
Kevin lalu kembali ke kamarnya di
atas, hendak mengambil handphone, laptop, dan segebrak komik yang baru ia beli
kemarin. Kevin memang anak rumahan, temannya alat elektronik dan sedikit buku
yang menurut dia menarik. Ia hendak twitteran
di depan televisi.
Ia menghidupkan laptopnya. Suara
dengingannya sedikit memecahkan kesunyian di pagi hari ini. Lalu, Kevin menekan
tombol connect with WiFi. Haduh, koneksi internet Kevin aja connect, masa
hubungan Kevin dengan Dhia gak connect sih.
Gue ngomong apa coba -__-
Lalu ia segera mengetik http://twitter.com di adress bar Mozilla Firefox. Sepersekian detik,
anak itu kini sudah masuk ke dunia virtualnya: twitter. Timeline pagi hari
minggu biasanya sepi.
Oh, dugaan Kevin salah. Seseorang
dengan username @maicantikbanget meramaikan twitter pagi ini. Yup,
@maicantikbanget adalah Maimunah, teman sekelas Kevin yang dulu alay.
Alhamdulillah sekarang masih alay.
Anak itu sepertinya sedang twittwar dengan
seseorang. Entah apa yang anak itu ributnya. Sudah tahu arti twittwar kan?
Ituloh, mentionan sambil berantem gitu.
Kevin kepo. Ia pun ngestalk twitter
Mai.
@Maicantikbanget (Mai Pecinta Dava)
Bio: @davacool123 adalah
kekasihqu, mmuaaah. Cintaaa banget deh!
Location: di hati Dava
yang terdalam :*
Situs web: www.pecintadava.com
Kevin tergelak lepas melihat identitas diri
Mai di twitter. Haduh, ini anak, mau di
dunia maya, mau di dunia nyata, sifatnya gak hilang- hilang! batin Kevin
geli.
Ia lalu langsung terjun menuju list
twitt Mai. Kacamatanya kini lincah membaca satu demi satu status dengan
kapasitas maksimal 140 karakter itu.
@maicantikbanget: @cwecantikgaul apa
sich! Ntuw kan mantan loe, jadi gak papa dong!!!!!!!
@cwecantikgaul
ini kan username twitternya Rosa? Kevin menganalisis. Rosa itu teman sekelas
Kevin, yang bisa dibilang, duplikatnya Mai. Mereka sama- sama alay dan cari
perhatian sih.
Kevin segera menekan tombol ‘viem
conversation’ antara Rosa dan Mai.
@maicantikbanget: @cwecantikgaul apa sich! Ntuw kan mantan loe,
jadi gak papa dong!!!!!!!
@cwecantikgaul: @maicantikbanget itu mantan aquwh!!!! kami baru
putus qmareeen,,, it buktinyaa!!!
@maicantikbanget: @cwecantikgaul ftnah banget sich
qmuuuu!!!! arrrghhh aq benci Rossaaa!!
@cwecantikgaul: @maicantikbanget Deva kan mantanquuuwh!!! jangan2
kau yang memutuskan hubungan asrama qamiii?!!?!?!
@maicantikbanget: @cwecantikgaul Iccch,,, ap ssiicccchh!?!!!!
@cwecantikgaul: @maicantikbanget itttuwwwh,,,,,,, Deva mantan aqq
yaach//???
@maicantikbanget: new bioooo ;;) :* sayaaank @devacool123
deechhhh:*
(bacanya
dari bawah ke atas ya. Yang di bold-in itu nama pengirim twittnya).
Kevin tergelak meliat percakapan Mai
dan Rosa. Haduh, haduh, ini anak rebutan mantan anak orang rupanya. Kevin
tertawa makin keras.
Kevin lalu menstalk twitter Rosa.
Berkali-kali ia membaca twitter Rosa, berkali- kali pula ia tertawa. Salah satu
twitt Rosa yang menggelitik adalah seperti ini:
@cwecantikgaul: aqquwh sangat sedih,,,, di mlam minggu inich, aquwh
malah putus, aq macih cayank kamuwh tapi kamuwh tega, jahat, huhu aqu ingin
jatuh dari juranggg,ke lembah kecepian….,,, :((((
Kevin sih bingung siapa yang salah
dan siapa yang benar. Entah tuduhan Rosa kalau Mai otak dibalik putusnya
hubungan Rosa dan Dava, atau tidak. Ah, masabodo.
Perlu kalian ketahui, Dava itu sama
saja jenisnya dengan Rosa dan Mai: alay dan suka cari perhatian. Yup, Dava
adalah orang yang rutin kena razia celana pensil atau rambut panjang di
sekolahya. Haduh. Tapi, bagaimanapun Mai atau Rosa, yang jelas mereka pernah
taken. Gak kayak Kevin, gak laku- laku.
***
“Apaan sih Rif? -___-”
Kevin memandang gue kesal.
“Cie
yang gak pernah taken :p” gue meleletkan lidah. Lalu Kevin sukses mendaratkan
guling ke kepala gue.
“Makanya,
lo bikin gue dengan Dhia jadi ada relationship.” ujar Kevin, sok
mengauthori(?).
“Gak
seru dong kalau lo dengan Dhia itu pacaran. Nanti gak ada konfliknya.” ringis
gue sambil mengelus kepala yang masih terasa berdenyut akibat timpukan guling
Kevin.
“Ya
adain kek konfliknya. Apakek. Lo kan author.” Kevin mengerutkan dahi, nadnya
terdengar menyebalkan.
“Konfliknya,
lo dengan Dhia putus. Mau?” gue merangkai senyum evil.
“AAA!
JANGAN DONG!” Kevin teriak panik.
“Nah,
makanya, biar gue yang melanjutkan cerita ini. Udah, lo balik lagi gih ke
cerita, nanti fanfic ini gak selesai- selesai pula!” gue nendang Kevin kesal.
Lalu, anak itu kembali ke dunia cerita lagi.
***
Kevin lalu membuka facebook. Panjang
umur. Dua ‘seleb’ itu, Rosa dan Mai, sukses membuat beranda facebook Kevin
menjadi lebih seru di pagi hari ini. Antara benar- benar kesal, cari sensasi,
atau tidak tahu malu.
Rosa
TakIniendDicakiti’
Orank ynk rebut mantan
orank itu gx tau malu beud!!! (n)
1 hour ago
Lalu, sepertinya, ada ‘nomention’
dari Mai.
Mai CynxDiaClaluTakLekangOlehWaktu
Orank ynk fintah ornk
lain klow doi rebut pacaR doi itu,,, gak tau malu bangeed cetar!! (n) (n)
57 minutes ago
Balasan dari Rosa yang tidak mau
kalah datang lagi.
Rosa
TakIniendDicakiti’
Orank yank pura2 gx tau
itu gak tau malu beudddzzz cetar mebahanaa!! (n) (n) (n)
53 minutes ago
Mai CynxDiaClaluTakLekangOlehWaktu
orank yank uDh dibilang
aq EnggaK saLah tapi maciiih fintnah ittuuu,,, gak tau malu banget cetar
membahana ulala!!! (n) (n) (n) (n)
50 minutes ago
Nomention. Lagi.
Rosa
TakIniendDicakiti’
Aduuwh, qmu tuch dah
ketangkap basaah, jankan soq gataw dechh,,!!! gak tau malu banget cetar
membahana ulala mebelah halilintar samudra angkasa menembus cakralawa dan
seluruh tata surya matahri bumi bulan semuanyaaaa,,,,!!!! (n) (n) (n) (n) (n)
(n) (n) (n)
43 minutes ago
Kevin kini bingung, kenapa di
berandanya tidak ada balasan nomention dari Mai untuk Rosa. Kevin lalu membuka
profil facebook Mai. Oh, benar. Tidak ada balasan nomention lagi dari Mai.
Kemungkinannya:
1) Mai sudah sedikit dewasa, jadi
gak meladeni hal sepele kayak gini (kayaknya ini bukan kemungkinan ya…).
2) Mai kehabisan kata- kata cetar
membahana yang sudah digarap habis sama Rosa di status terakhirnya.
Ini tontonan lawakan bagi Kevin.
Perutnya sakit karena tertawa dari tadi. Sungguh mereka norak dan tidak tahu
malu. Perut Kevin kini sakit karena kebanyakan tertawa.
****
Mon(ster)day, pagi, jam 06.00. Terlihat
sedikit (banyak sih sebenarnya) keributan di rumah Pak Lan. Apalagi kalau bukan
karya dari Kevin.
Ia kesiangan lagi, lupa mengerjakan
PR. Sewaktu berjalan menuruni tangga menuju ruang makan, ia terpeleset.
Jadilah, hari ini, ia sial sekali.
“PR nya pa..,” Kevin—sambil
mengunyah nasi goreng buatan Mama—cemberut menatap buku PRnya yang notabane
hanya tertulis teks soal saja.
“Cepatlah, Vin. Papa takut kejebak
macet.” Papa mengelap mulut dengan serbet yang tersedia.
“KEVIN! BODO AH, GUE JADI PETUGAS
UPACARA! WOI!” Kak Flo berteriak kencang dari dekat pintu masuk—ia sedang
memakai sepatu.
“Sssst!” Mama mendesis dari ruang
makan, memerintahkan agar Kak Flo jangan teriak- teriak, meskipun jelas desisan
Mama takkan terdengar karena jarak dari ruang makan ke posisi Kak Flo terhitung
jauh.
“Kevin ceroboh ih. Lain kali jangan
begitu ya!” Mama mencubit pipi Kevin dengan lembut.
“PR nya dikerjain di mobil aja vin.”
usul Papa. Aku mengangguk pasrah.
***
Jalanan ibukota kini penuh dengan
jutaan kendaraan yang lalu lalang pergi ke tempat tujuan. Saling serempet,
saling mengklakson.
Jalanan ibukota aja rame yang ngisi,
kok hati Kevin enggak ya? Kasian.
Kevin—dengan tergesa- gesa
mengerjakan PRnya. Untung saja macet, setidaknya tulisannya jadi lebih rapi
karena mobil sedikit bergoyang. Kak Flo, sejak dari rumah sampai di jalan ini,
masih saja mengomel tentang posisinya sebagai pengibar bendera hari ini lah,
Kevin lelet lah, ini lah, itu lah.
***
Jam istirahat pertama. SMP 170 kini
menjadi lautan manusia sesaat. Kantin penuh sesak. Bangun taman penuh.
Ada salah satu anak yang duduk di
bangku taman itu. Antara sebal dan kecewa. Kecewa dalam hal naif sih. Jadi,
Kevin tidak ada hiburan sesaat lagi setelah tau kalau Rosa dan Mai sudah damai.
Si Rosa sudah bisa Move on dari Dava, atau rekomendasi cowok dari Mai. Haduh.
Sederhana sekali masalah ini.
Dan ketika mereka taken, Kevin still
alone. Sabar ya Vin sabar….
Rifqi,
27 April 2013. 17.28
Don’t
say this story ended. Kevin still have a wonderfull experience to written.
4 komentar:
gue nyoba bayangin kalo KorUt sama US berseteru karena TweetWar
Wkwkwk pernah loh si @fanbul bikin begituan XD
baca dulu deh artikel nya
ada - ada saja
Posting Komentar